Indonesia
merupakan negara yang terdiri dari gugusan pulau. Negeri ini memiliki posisi
yang strategis, yaitu titik pertemuan. Titik pertemuan itu tidak hanya titik
temu perdagangan dunia, tetapi juga sebagai titik temu lempeng penyusun bumi
ini. Berdasarkan data geografis, Indonesia merupakan tempat bertemunya tiga
lempeng tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan lempeng
Pasifik.
Banyaknya
lempeng yang bertemu di Indonesia, ini menyebabkan Indonesia kaya akan
keberagaman penampakan kondisi muka bumi. Keberagaman kenampakan muka bumi ini
menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung, lembah, tebing, danau, pantai dan
kenampakan geografis lainnya.
Pertemuan
lempeng tersebut selain menghasilkan beragam kenampakan muka bumi yang
mempesona, juga menyimpan bom waktu yang suatu saat akan dapat meledak. Salah
satu dampak “ledakan” yang sering dirasakan oleh masyarakat Indonesia adalah
gempa bumi. Gempa bumi dapat memberikan dampak kerusakan yang besar bagi
masyarakat. Hancurnya gedung perkantoran, rumah, fasilitas umum merupakan
dampak yang lumrah akibat bencana ini.
Jamak terjadi
gempa bumi di negeri ini, gempa yang terjadi di Indonesia bisa mencapai
frekuensi mingguan bahkan harian. Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) dalam
dalam situs resminya selalu menginfokan kepada masyarakat mengenai gempa bumi
yang telah terjadi di setiap sudut daerah. Mulai dari barat hingga timur
Indonesia pernah merasakan “hoyakan” gempa bumi.
Salah satu
dampak dari gempa bumi yang masih membekas dalam bagi masyarakat Indonesia
adalah bencana gempa bumi yang menghasilkan tsunami. Pengalaman pahit
masyarakat Indonesia masih membekas hingga saat ini, mulai dari bencana
mahadahsyat Gempa Bumi dan Tsunami di Aceh tahun 2004 hinga Gempa 30 September
2009 (G-30S) yang memporak porandakan pesisir Sumatera Barat dan Kepulauan
Mentawai.
Bencana yang
terjadi di Indonesia memanglah sudah lumrah dan terjadi secara estafet. Banyak masyarakat
yang kehilangan sanak saudaranya, rumah menjadi puing, dan banyak lagi kerugian
materil yang diitmbulkan oleh bencana yang melanda negeri ini.
Waspada
Gempa dan Tsunami
Gempa dan
tsunami yang merupakan ancaman yang nyata bagi masyarakat di Indonesia,
terkhususnya bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai membuat kita merasa
sadar akan potensi bom waktu ini. Sebagai masyarakat yang tinggal di daerah
yang memiliki potensi “bom” ini hendaklah kita sadar dan mempersiapkan diri
akan segala kemungkinan terburuk. Belajar dari bencana tsunami di Aceh dan
Mentawai, hendaknya kita lebih meningkatkan kesadaran dan kesiagaan kita
terhadap bencana yang akan datang tanpa bisa kita prediksi.
Tingkat
kewaspadaan harus terus ditingkatkan. Kewaspadaan terhadap gempa dan tsunami
tidak hanya dimiliki oleh pemerintah yang dalam hal ini bertanggung jawab dalam
memberikan informasi kebencanaan serta penanggulangan dampak bencana, namun
juga harus dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari anak-anak hingga
orang dewasa. Masyarakat harus tahu, turut aktif dan terlibat dalam melakukan
persiapan terhadap kebencanaan. Dengan adanya masyarakat yang melek terhadap
potensi bencana di negeri ini setidaknya akan memberikan kemudahan bagi
pemerintah dalam melakukan evakuasi bencana dan penanggulangan bencana.
Pelatihan
Penanggulangan Bencana Internasional
Presiden RI,
Susilo Bambang Yudhoyo dalam pidatonya pada pertemuan KTT APEC di Bali tahun
2011 menginstruksikan perlunya dibentuk koordinasi bersama seluruh
negara-negara di dunia dalam penanggulangan bencana. Aplikasi dari instruksi
Presiden tersebut adalah dilaksanakannya pelatihan gabungan mitigasi bencana
internasional yang melibatkan beberapa negara didunia.
Pelatihan
kebencanaan itu sekarang dikenal dengan nama Mentawai Megathrust Disaster Relief Exercise (MM Direx). Pelatihan ini merupakan pelatihan gabungan internasional
yang berbentuk simulasi penanggulangan bencana. Pelatihan internasional ini
dikelola langsung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pelatihan
kebencanaan ini terdiri dari 4 konsep latihan yaitu Command Post Exercise (CPX), Field Training Exercise (FTX),
Humanitarian Civil Act (HCA) dan Evakuasi
Mandiri. Keempat konsep tersebut merupakan konsep baku pada saat penanggulangan
bencana dan pasca bencana.
Pada tahun ini,
Sumatera Barat kembali menjadi tuan rumah pelatihan internasional yang dihadiri
oleh lebih kurang 15 negara ini. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 17-23
Maret 2014 ini melibatkan seluruh personel yang terlibat dalam kebencanaan,
seperti TNI, Polri, SAR, BNPB, BPBD, SKPD terkait, serta masyarakat. Puncak
kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat tanggal 21 Maret 2014. Seluruh
personel TNI, yakni TNI AD, AU dan AL telah mengirimkan Peralatan Utama Sistem
Persenjataan (Alutsista)-nya ke Padang untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
pelatihan ini. Sejumlah Alutsista yang disiapkan seperti pesawat Cassa, KRI Soharso, Helikopter dan peralatan lainnya standby di Lanud Tabing dan
Pelabuhan Teluk Bayur.
Pelatihan ini
juga dihadiri oleh perwakilan dari negara peserta yaitu dari negara-negara ASEAN,
Australia, Jepang, India, dan Amerika Serikat. Organisasi Internasional juga
turut serta dalam mensukseskan kegiatan seperti USAID, AUSAID, UNOCA, WFP, dan
organisasi internasional lainnya.
Pada kegiatan
puncak pelatihan ini dihadiri oleh Wakil Presiden RI Boediono.
Seluruh delegasi negara dan peserta pelatihan turut ambil bagian dalam
simulasi latihan yang dimulai serentak tepat pada pukul 08.00
WIB. Seluruh personel yang terlibat disiagakan di posnya masing-masing, seperti
pos CPX yang dipusatkan di GOR Semen Padang dan Mentawai, FTX yang dilaksanakan di sepanjang Pantai Padang dan Mentawai, HCA yang berupa aksi
sosial yang dilaksanakan di Kota Padang dan Mentawai serta Mass Evacuation yang berupa simulasi evakuasi masyarakat yang melibatkan lebih kurang 2000
orang untuk melakukan simulasi evakuasi di sekitar pantai Padang dan Mentawai.
Selain kegiatan
pelatihan kebencanaan, pada kegiatan MM Direx 2014 ini juga dilaksanakan
berbagai macam kegiatan seperti Seminar Kebencanaan, peresmian pusat pelayanan
dan informasi kebencanaan, pameran kebencanaan dan kegiatan lainnya yang
dilaksanakan di Kota Padang. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua BNPB Syamsul
Maarif, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Ketua DPD RI Irman Gusman serta
delegasi dari negara partisipan dan organisasi internasional.
Diharapkan
kegiatan pelatihan ini dapat meningkatkan kesiagaan masyarakat Indonesia dalam
menghadapi bencana. Selain itu juga diharapkan koordinasi dalam penanggulangan
bencana lebih terbangun dengan rapi dan jelas sehingga kendala dalam koordinasi
dan penanggulangan bencana dapat teratasi. Hal ini dapat menjadi pelajaran bagi
pemerintah dan masyarakat dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana yang
suatu saat akan datang di negeri ini.
Galeri Kegiatan MM Direx 2014
Penulis :
Ridwan
Rosman Syarif
0 comments:
Post a Comment