Monday 31 March 2014

Indonesia Siaga Gempa dan Tsunami


Indonesia merupakan negara yang terdiri dari gugusan pulau. Negeri ini memiliki posisi yang strategis, yaitu titik pertemuan. Titik pertemuan itu tidak hanya titik temu perdagangan dunia, tetapi juga sebagai titik temu lempeng penyusun bumi ini. Berdasarkan data geografis, Indonesia merupakan tempat bertemunya tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan lempeng Pasifik. 
Banyaknya lempeng yang bertemu di Indonesia, ini menyebabkan Indonesia kaya akan keberagaman penampakan kondisi muka bumi. Keberagaman kenampakan muka bumi ini menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung, lembah, tebing, danau, pantai dan kenampakan geografis lainnya.
Pertemuan lempeng tersebut selain menghasilkan beragam kenampakan muka bumi yang mempesona, juga menyimpan bom waktu yang suatu saat akan dapat meledak. Salah satu dampak “ledakan” yang sering dirasakan oleh masyarakat Indonesia adalah gempa bumi. Gempa bumi dapat memberikan dampak kerusakan yang besar bagi masyarakat. Hancurnya gedung perkantoran, rumah, fasilitas umum merupakan dampak yang lumrah akibat bencana ini.
Jamak terjadi gempa bumi di negeri ini, gempa yang terjadi di Indonesia bisa mencapai frekuensi mingguan bahkan harian. Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) dalam dalam situs resminya selalu menginfokan kepada masyarakat mengenai gempa bumi yang telah terjadi di setiap sudut daerah. Mulai dari barat hingga timur Indonesia pernah merasakan “hoyakan” gempa bumi.
Salah satu dampak dari gempa bumi yang masih membekas dalam bagi masyarakat Indonesia adalah bencana gempa bumi yang menghasilkan tsunami. Pengalaman pahit masyarakat Indonesia masih membekas hingga saat ini, mulai dari bencana mahadahsyat Gempa Bumi dan Tsunami di Aceh tahun 2004 hinga Gempa 30 September 2009 (G-30S) yang memporak porandakan pesisir Sumatera Barat dan Kepulauan Mentawai.
Bencana yang terjadi di Indonesia memanglah sudah lumrah dan terjadi secara estafet. Banyak masyarakat yang kehilangan sanak saudaranya, rumah menjadi puing, dan banyak lagi kerugian materil yang diitmbulkan oleh bencana yang melanda negeri ini.

Waspada Gempa dan Tsunami
Gempa dan tsunami yang merupakan ancaman yang nyata bagi masyarakat di Indonesia, terkhususnya bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai membuat kita merasa sadar akan potensi bom waktu ini. Sebagai masyarakat yang tinggal di daerah yang memiliki potensi “bom” ini hendaklah kita sadar dan mempersiapkan diri akan segala kemungkinan terburuk. Belajar dari bencana tsunami di Aceh dan Mentawai, hendaknya kita lebih meningkatkan kesadaran dan kesiagaan kita terhadap bencana yang akan datang tanpa bisa kita prediksi.
Tingkat kewaspadaan harus terus ditingkatkan. Kewaspadaan terhadap gempa dan tsunami tidak hanya dimiliki oleh pemerintah yang dalam hal ini bertanggung jawab dalam memberikan informasi kebencanaan serta penanggulangan dampak bencana, namun juga harus dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Masyarakat harus tahu, turut aktif dan terlibat dalam melakukan persiapan terhadap kebencanaan. Dengan adanya masyarakat yang melek terhadap potensi bencana di negeri ini setidaknya akan memberikan kemudahan bagi pemerintah dalam melakukan evakuasi bencana dan penanggulangan bencana.

Pelatihan Penanggulangan Bencana Internasional
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyo dalam pidatonya pada pertemuan KTT APEC di Bali tahun 2011 menginstruksikan perlunya dibentuk koordinasi bersama seluruh negara-negara di dunia dalam penanggulangan bencana. Aplikasi dari instruksi Presiden tersebut adalah dilaksanakannya pelatihan gabungan mitigasi bencana internasional yang melibatkan beberapa negara didunia.
Pelatihan kebencanaan itu sekarang dikenal dengan nama Mentawai Megathrust Disaster Relief Exercise (MM Direx). Pelatihan ini merupakan pelatihan gabungan internasional yang berbentuk simulasi penanggulangan bencana. Pelatihan internasional ini dikelola langsung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pelatihan kebencanaan ini terdiri dari 4 konsep latihan yaitu Command Post Exercise (CPX), Field Training Exercise (FTX), Humanitarian Civil Act (HCA) dan Evakuasi Mandiri. Keempat konsep tersebut merupakan konsep baku pada saat penanggulangan bencana dan pasca bencana.
Pada tahun ini, Sumatera Barat kembali menjadi tuan rumah pelatihan internasional yang dihadiri oleh lebih kurang 15 negara ini. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 17-23 Maret 2014 ini melibatkan seluruh personel yang terlibat dalam kebencanaan, seperti TNI, Polri, SAR, BNPB, BPBD, SKPD terkait, serta masyarakat. Puncak kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat tanggal 21 Maret 2014. Seluruh personel TNI, yakni TNI AD, AU dan AL telah mengirimkan Peralatan Utama Sistem Persenjataan (Alutsista)-nya ke Padang untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelatihan ini. Sejumlah Alutsista yang disiapkan seperti pesawat Cassa, KRI Soharso, Helikopter dan peralatan lainnya standby di Lanud Tabing dan Pelabuhan Teluk Bayur.
Pelatihan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari negara peserta yaitu dari negara-negara ASEAN, Australia, Jepang, India, dan Amerika Serikat. Organisasi Internasional juga turut serta dalam mensukseskan kegiatan seperti USAID, AUSAID, UNOCA, WFP, dan organisasi internasional lainnya.
Pada kegiatan puncak pelatihan ini dihadiri oleh Wakil Presiden RI Boediono. Seluruh delegasi negara dan peserta pelatihan turut ambil bagian dalam simulasi latihan yang dimulai serentak tepat pada pukul 08.00 WIB. Seluruh personel yang terlibat disiagakan di posnya masing-masing, seperti pos CPX yang dipusatkan di GOR Semen Padang dan Mentawai, FTX yang dilaksanakan di sepanjang Pantai Padang dan Mentawai, HCA yang berupa aksi sosial yang dilaksanakan di Kota Padang dan Mentawai serta Mass Evacuation yang berupa simulasi evakuasi masyarakat yang melibatkan lebih kurang 2000 orang untuk melakukan simulasi evakuasi di sekitar pantai Padang dan Mentawai.
Selain kegiatan pelatihan kebencanaan, pada kegiatan MM Direx 2014 ini juga dilaksanakan berbagai macam kegiatan seperti Seminar Kebencanaan, peresmian pusat pelayanan dan informasi kebencanaan, pameran kebencanaan dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan di Kota Padang. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua BNPB Syamsul Maarif, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Ketua DPD RI Irman Gusman serta delegasi dari negara partisipan dan organisasi internasional.
Diharapkan kegiatan pelatihan ini dapat meningkatkan kesiagaan masyarakat Indonesia dalam menghadapi bencana. Selain itu juga diharapkan koordinasi dalam penanggulangan bencana lebih terbangun dengan rapi dan jelas sehingga kendala dalam koordinasi dan penanggulangan bencana dapat teratasi. Hal ini dapat menjadi pelajaran bagi pemerintah dan masyarakat dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana yang suatu saat akan datang di negeri ini.

Galeri Kegiatan MM Direx 2014





Penulis :
Ridwan Rosman Syarif

0 comments:

Post a Comment